Urip Sumoharjo |
Apa yang ada dalam benak anda jika mendengar nama Urip Sumoharjo? Mungkin ada yang menjawab Urip Sumoharjo adalah salah satu nama jalan di kotanya. Jawaban itu gak salah, tapi apakah anda tahu mengapa banyak jalan di kota-kota besar emakai nama Urip Sumoharjo?
Agar lebih mengenal siapa sih Urip Sumoharjo? Yuk dibaca Biografi Urip Sumoharjo, ssejarah tentang Urip Sumoharjo dari lahir, karir, menikah, hingga wafatnya. Blog Ini Berisi Biografi Tokoh Dunia.
Biografi Urip Sumoharjo – Kelahiran, Masa Kecil dan Sekolah
Urip Sumoharjo dilahirkan di desa Sindurjan, Purworejo pada tanggal 22 Februari 1893. Nama lahir dari Urip Sumoharjo adalah Muhammad Sidik. Ayahnya bernama Soemohardjo, seorang kepala sekolah turunan ulama Muslim di daerahnya dan ibunya adalah putrid Bupati Trenggalek Raden Tumenggung Widjojokoesoemo.
Urip Sumoharjo adalah enam bersaudara. Sejak kecil Urip Sumoharjo sudah menunjukkan bakat kepemimpinannya. Ia sering bergaul dengan anak-anak sebayanya dan mengkomandani mereka untuk bermain.
Suatu hari ia sedang bermain dengan teman-temannya. Ia memajat pohon dan kemudian terjatuh. Akibatnya ia kehilangan kesadaran untuk beberapa waktu. Karena kejadian inilah nama Muhammad Sidik (nama lahirnya) diganti dengan nama Urip Sumoharjo. Urip artinya hidup atau selamat.
Urip Sumoharjo kecil agak bandel, susah diatur. Ketika masuk masa sekolah, ia disekolahkan di Sekolah Putri Belanda (karena sekolah putra udah penuh saat itu). Urip Sumoharjo bukanlah murid yang cerdas, nilai akademisnya bahkan tergolong buruk.
Urip Sumoharjo Masuk KNIL
Ketika Urip Sumoharjo remaja, ia berkenalan dengan teman ayahnya yang seorang tentara. Disitulah ketertarikannya dengan dunia ketentaraan muncul. Akhirnya Urip memutuskan untuk bergabung dengan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indische Leger) semacam ketentaraan jaman Belanda.
Sebenarnya sang ayah ingin dirinya ikut tes pegawai negeri agar bisa menjadi bupati seperti sang kakek. Namun Urip Sumoharjo sudah memutuskan jalan hidupnya. Ia kekeuh masuk dalam KNIL. Urip Sumoharjo adalah satu-satunya pribumi di KNIL saat itu. Namun ia justtru dipasrahi sebagai pemimpin di Batalyonnya.
Ketika bertugas di kampung halamannya sendiri Urip berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Rohmah Soebroto, putri dari guru bahasa jawanya saat sekolah dulu. Mereka kemudian menikah pada 30 Juni 1926.
Karir Urip Sumoharjo di KNIL makin meningkat. Ia dipromosikan sebagai Kapten. Itu adalah pangkat tertinggi untuk pribumi pada waktu itu.
Tahun 1938 Urip Sumoharjo keluar dari KNIL karena berselisih dengan bupati di wilayah itu. Akibatnya ia dipindahkan ke Gombong. Namun Urip Sumoharjo menolak dan memilih keLuar dari KNIL.
Urip kemudian pindah ke Yogyakarta bersama sang istri. Mereka menghabiskan masa pensiunnya disitu. Walaupun sudah tidak aktif di angkatan bersenjata, Urip Sumoharjo tetap berhubungan dengan teman-temannya. Urip dan Istri tidak memiliki anak, ia kemudian mengadopsi anak Belanda yang bernamaAbby.
Urip Sumoharjo Menjadi Pemimpin TKR
Foto Pahlawan Nasional Urip Sumoharjo |
Tahun 1940, Urip Sumoharjo dipanggil lagi untuk bertugas , saat itu Belanda sedang diinvasi Nazi. Saat itu juga Jepang siap-siap menuju Indonesia.
Ketika Jepang menduduki Hindia, Urip dimasukkan ke penjara karena dianggap oarangnya Belanda. Tiga bulan lebih ia dipenjarakan di Cimahi oleh penjajah Jepang. Setelah dikeluarkan, Urip disuruh Jepang untuk membentuk angkatan bersenjata dibawah kepemimpinan Jepang di Hindia. Namun Urip menolak.
Urip dan istri kemudian kembali ke rumahnya di Yogyakarta. Hubungan dengan teman-teman militer pribumi tetap ia bina, seperti dengan Abdul Haris Nasution.
Setelah Jepang mundur tanpa syarat dan Indonesia merdeka, Urip mengajukan petisi untuk membentuk tentara militer nasional. Ketika itu BKR sudah dibentuk. Yang kemudian berubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Urip didaulat menjadi pemimpin TKR. Ketika Belanda melakukan Agresinya untuk menjajah kembali Indonesia, Urip ikut serta membela Indonesia. Ia bersama Jendral Sudirman bersatu padu melawan Belanda.
Ketika menjadi pemimpin TKR dan hendak melancarkan perang gerilya terhadap Belanda yang ingin menjajah Indonesia lagi, Urip dan Jendral Sudirman menyusun taktik perang penembak jitu. Namun tiba-tiba pemerintah pusat menyetujui perjanjian Renville yang sebenarnya merugikan pihak Indonesia. Urip memandang perjanjian tersebut membuat Belanda sedikit demi sedikit menguasai Indonesia lagi setelah merdeka. Hal ini membuat Urip Sumoharjo memilih mundur dari TKR.
Urip Sumoharjo Wafat
Seiring dengan kemundurannya di TKR, kondisi fisik Urip Sumoharjo juga mengalami penurunan. Beliau didiagnosis terkena serangan jantung dan harus dirawat di RS. Tanggal 17 November 1948 kondisi Urip makin memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Jenazah Urip Sumoharjo disemayamkan di Taman Makm Pahlawan Semaki dan secara Anumerta dipromosikan sebagai Jendral.
Istri Urip Sumoharjo akhirnya menyusul suaminya di alam baka pada tahun 1951 dan dimakamkan di Ungaran. Sedang putri angkat nya yang bernama Abby terserang malaria dan akhirnya juga meninggal di tahun yang sama dengan ibu angkatnya.
Profil dan Biodata Urip Sumoharjo
Nama
|
:
|
Muhammad Sidik
|
Nama Dewasa
|
:
|
Urip Sumoharjo
|
TTL
|
:
|
Purworejo, 22 Februari 1893
|
Meninggal
|
:
|
Yogyakarta, 17 November 1948
|
Karier
|
:
|
Pemimpin TKR
|
Pangkat
|
:
|
Lejen
|
Jendral (Anumerta)
| ||
Penghargaan
|
:
|
Pahlawan Nasional Indonesia
|
Urip Sumoharjo pahlawan pendiri TKR
BalasHapus